Keinginan Sakura sederhana. Tidak banyak menuntut untuk segala hal. Hanya sesuatu, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sejak kecil. Sesuatu yang amat sederhana bagi semua orang. Namun terasa amat berharga bagi Sakura. Ia hanya ingin Usapan di kepalanya dari orang terkasih.
Itadhakimasu.......
.
.
.
.
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi kishimoto
Genre : Romantic, comfort and Angst (gx kerasa)
Rated : T
Author : Amus
.
.
Warning : cerita hancur, OOC, bahasa tidak baku dan segala kakurangan yang
ada.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
USAPAN PERTAMA DAN TERAKHIR
Pernahkan kau merasakan usapan lembut dikepala mu ?.
Dari siapa kau mendapatkannya. Apakah dari orang tua mu, saudara mu, atau dari
kekasih mu ?. Bagaimana rasanya ?. Apakah menyenangkan dan menengnangkan ?. Aku
sangat ingin merasakannya, karena selama aku hidup aku belum pernah
merasakannya.
Huft….. Hari ini rasanya malas sekali. Kenapa karena sejak pagi tadi hingga
sekarang memasuki jam pelajaran ke-5 tidak ada satu-pun guru yang mengajar.
Dikarenakan para guru sedang rapat mengenai Ujian Nasional untuk kelas 3.
Oh ya sebelumnya, namaku adalah Haruno Sakura. Aku adalah putri bungsu dari dua
bersaudara. Aku memiliki seorang kakak perempuan bernama Haruno Karin.
Aku sekarang sedang bersekolah di Konoha High Shcool dan akau duduk dikelas 2.
Ok kembali kecerita….
Aku melirik keseluruh penjuru kelas. Keadaannya kacau, ada yang sedang bermain gadget,
ada yang sedang bergosip, ada juga yang sedang tertidur. Hah membosankan sekali.
Tapi ada satu yang membuatku tertarik yaitu sepasang kekasih dipojok kelas,
mereka adalah Uzumaki Naruto dan Hyuga Hinata. Mengapa aku tertarik, bukan
karena aku cemburu karena aku menyukai Naruto, bukan juga karena aku iri
melihat kemesraan mereka, lalu apa ?. Yang membuatku tertarik adalah saat
melihat Naruto mengusap kepala Hinata dengan lembutnya.
Selama ini aku tidak pernah merasakan usapan lembut dikepala ku. Tidak dari
ayah ku, tidak dari ibu ku, tidak dari kakak ku, apalagi dari kekasiku. Kata
orang anak bungsu pasti akan dimanja, tapi tidak untuk ku. Kedua orang tua ku
tidak pernah memanjakan ku, mereka cenderung memanjakan Karin-nee. Aku
juga tidak tahu alasannya. Aku sangat sering melihat Karin-nee tidur
dipangkuan ayah dan ibu lalu mereka akan mengelus kepala nee-chan dengan
penuh kasing sayang. Saat aku ingin merasakannya juga kedua orang tua ku
menolak dengan berbagai alasan. Aku berkali-kali mencoba, namun mereka selalu
menolak. Kini aku telah lelah. Aku tidak pernah berusaha memintanya lagi.
Tidak terasa kini adalah waktu pulang. Akhirnya hari ini full jam
kosong. Dan mengakibatkan aku bosan satu hari full. Aku adalah murid
pendiam disekolah. Satu teman pun tak ku miliki. Saat disekolah aku cenderung
menyendiri. Memang ada beberapa orang yang mendekatiku, tapi aku menolak
kehadiran mereka. Entahlah aku lebih suka menyendiri.
Aku berjalan sendiri menuju kerumah. Jarak sekolah kerumah ku tidak terlalu jauh
memang, cukup 15 menit jika jalan kaki. Tin..tin…tin….. Aku menegok saat aku
mendengar suara klakson motor, sebuah motor CBR berwarna hitam berhenti
disampingku. Saat sang pengemudi membuka helmnya ternyata ia adalah Uchiha
Sasuke, kekasih ku. Ya, Sasuke adalah kekasih ku. Apa kalian kaget. Kami
berpacaran sejak 2 tahun yang lalu. Sasuke adalah tetangga ku sejak 3 tahun
yang lalu. Ia pindahan dari Sunagakure. Sasuke tidak satu sekolah dengan ku.
Dia bersekolah di Akatsuki High School.
“ Ayo naik ! “. Ucap Sasuke. “Baiklah “. Akhirnya sampai didepan rumah ku.
Akupun segera turun dari motornya. “Arigatou Sasuke-kun.”. “Hn” lalu
ia melajukan motornya, tanpa kecupan dikening atau apalah itu. Tapi aku tetap
bahagia, selama aku masih bisa disisinya.
“Tadaimana…..” ucap ku. Tidak ada yang menyahut. Aku langsung saja
masuk. Mungkin tidak ada orang dirumah. “Karin bagaimana tadi sekolah mu nak ?”
suara kaa-san terdengar oleh telingaku. Ternyata dugaan ku salah.
Ada ibu dan juga nee-chan dirumah. Tapi kenapa mereka tak menjawab salam
ku ?. Mungkin mereka tidak mendengarnya, sudahlah. “ Baik kaa-chan “. Sekarang
kaa-san dan Karin-nee sedang duduk disofa ruang keluarga. Aku
langsung melenggang pergi menuju kamar ku. Sudah menjadi kebiasan jika aku
pulang tak ada yang menjawab salam ku apalagi disambut dengan pelukan hangat,
jangan harap.
Seperti inilah kehidupan ku. Membosankan. Ku letakkan tas ku ke meja belajar
ku. Dan akupun duduk dikursi dekat meja belajar ku. Aku mengambil sebuah figura
yang ada dimeja. Didalamnya terdapat foto tou-san, kaa-san dan Karin-nee.
Tidak ada foto ku didalamnya, foto itu diambil saat kelulusan Karin-nee, dan
waktu itu aku sedang demam. Ku pangdangi foto tersebut, aku membayangkan jika
ada diriku didalam foto tersebut. Rasanya sangat menyenangkan. Ku letakkan
kembali figura itu dimeja, laallu ku keluarkan buku-buku pelajaranku dan aku
pun mulai belajar. Dari pada aku keluaar dan melihat kaa-chan yang
memanjakan nee-chan lebih baik aku melihat tulisan dibuku-buku ini.
Malam kini telah menyambut. Menggantikan siang yang dari tadi menemani. Didalam
sebuah rumah sedehana ini satu keluarga berkumpul untuk melaksanakan makan
malam bersama. Dan disinilah aku duduk dimeja makan bersama keluarga ku. Tak
ada yang bicara saat acara makan berlangsung, itu memang tradisi kami. Hanya
ada suara sendok dan garpu yang sesekali berbenturan dengan piring.
Acara makan malam kini telah selesai. Kami masih duduk dimeja makan bersama.
“Karin kau bilang sekolah mu akan mengadakan study tour, kapan ?” Tanya tou-chan
memulai pembicaraan. “Ya tou-chan itu akan dilaksanakan bulan
depan”. Aku hanya mendengarkan pembicaraan mereka berdua tanpa melakukan
apapun. “Apa kau nanti bisa menjaga dirimu nak jika disana ?” Tanya kaa-chan
yang baru selesai mencuci piring pada nee-chan serambi mengelus
kepala nee-chan. Sungguh melihat itu rasanya aku benar-benar iri. Aku
lagsung beranjak dari posisiku bersiap masuk kamar sebelum air mata ku menetes
disini. Tak ada ucapan manis penuh kasih sayang selamat malam yang tertuju pada
ku. Tak ada pelukkan hangat, sebuah usapan lembut dikepala ataupun kecupan
dikeningku. Hal-hal yang selalu Karin-nee dapatkan dan tak pernah ku
dapatkan. Tanpa diperintah air mata ku mengalir begitu saja. Aku langsung
menghamburkan tubuhku keranjang. Semalaman aku mengnais dalam diam. Tak ada
yang tahu. Aku tertidur dengan air mata yang masih mengalir.
Cahaya matahari menelusup dari jendela kamar ku yang terbuka sedikit dan
menerpa wajah ku. Aku membuka kedua mata ku perlahan. Membiasakan mata ku
dengan cahaya didalam kamar ku. Kurasakan mata ku sembab, pasti karena tangis
ku tadi malam. Ku lihat jam, masih pukul 6 pagi. Entah kenapa rasanya aku
sangat malas untuk bangun hari ini. Tapi bagaimana dengan sekolah ku jika aku
tidak bangun. Dengan malas aku melangkahkan kaki ku menuju kamar mandi. Selesai
mandi aku langsunng bersiap-siap untuk ke sekolah. 20 menit aku seleai, ini
masih pukul 06:30 bel masuk sekolah akan berbunyi pukul 07:15, sedangkan waktu
perjalanan menuju sekolah hanya skitar 1 menit jika jalan kaki.
Entah kenapa hari ini sangat malas untuk melakukan suatu hal. Rasanya aku hanya
ingin berbaring dikasur seharian saja, tapi itu tidak mungkin. Aku memaksakan
langkah berat ku ini mnuju ruang makan, biasaanya aku memang tidak pernah
sarapan, akumemilih untuk membawa bekal saja cukup. Namun entah ada angin apa
tiba-tiba aku sangat ingin sarapan. Aku bisa melihat disana sudah ada seluruh
keluarga terkecuali aku yang baru saja ingin bergabung. “ Pagi Sakura….. Hari
ini apakah kau berniat untuk sarapan bersama atau seperti biasa hanya ingin
membuat bekal untuk dirimu sendiri ?” Tanya Karin-nee. Aku mendudukkan
pantat ku disalah satu kursi kosong lalu menatap Karin-nee dengan
enyum tulus yang entah kenapa terukir diwajah ku. “ Aku akan sarapan bersama Nee-san.”.’Tumben.
Kau kenapa ? Apa ka sakit Sakura atau jangan-jangan kau salah minum obat ?”. Telisik
Karin-nee meneliti wajah ku. Saat ingin ku jwab sudah ada suara lain
yang menjawab. “ Karin kau ini jangan menggoda adik mu seperti itu. Kan bagus
jika Sakura ikut sarapan bersama. Baiklah karena Sakura juga ikut sarapan Kaa-san
akan membuat dua bekal untuk kalian.” Ucap Kaaa-san.
Rasanya aku sangat bahagia pagi ini, walau perhatian masih saja banyak tertuju
ke Karin-nee namun aku tetap senang. Sarapan sudah selesai, dan aku
melihat saat Karin-nee mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh kaa-san
ia mendapat ellusan lembut dikepalanya. Aku ingin, aku ingin merasakannya
juga. Karin-nee telah berangkat, dan kini aku mengambil beklku
namun aku tak mendapat apa-apa, aku menunduk brusaha menyembunyikan raut
wajah ku yang berubah sendu, saat aku berbalik.. “ Sakura….. hati-hati
dijalan nak” ucap kaa-san. Aku kembali menghadap kaa-san, “Kaa-san….
Tou-san… Bolehkah aku meminta satu hal pada kalian ?”. Mereka langsung
menghentikan kegiatan meeka masing-masing lalu menatap ku mengisaratkan untuk
ku mengungkapkan apa keinginanku. “Bisakah kalian mengelus kepalaku seperti
yang kalian lakukan pada Karin-nee ?”. Mereka sedikit tertegun
mendengarnya. “ Kau ini kenapa Sakura ?. Cepatlah berangkat kau bisa
terlambat.” Ucap kaa-san . “ Hmm ternyata aku memang tidak ditakdirkan
untuk merasakan kasih sayang” Lirih ku pelan, aku tidak tahu merka akan
mendengar atau tidak. “ Baiklah sayounara kaa-san taou-san aku sayang
kalian”Teriakku dari ambang pintu keluar.
Sekolah hari ini begitu membosankan menuutku. Aku merutuki pertanyaan ku
tadi pagi. Aku jadi malu jika pulang kerumah. Akhirnya aku memutuskan pulang
sekolah ini aku ingin jalan-jalan dulu ditaman kota. Aku memutuskan untuk
mengajak Sasuke-kun.
‘Sasuke-kun bisakah kau menjemputtku hari ini ?.
Aku sdang ingin jalan-jalan,’ Send.
Tak lama Hp ku berdering.
‘Hn baiklah, aku akan segera datang.’.
Aku menunggu Sasuke-kun digerbang sekolah. Tak lama menunggu Sasuke
sudah datang. “ Ayo naik !” Titah Sasuke-kun. Aku pun langsung naik ke
sepeda motornya. “Kau ingin kemana ?” Tanya Sasuke-kun. “ Ke taman kota,
aku ingin kesana.”. Diperjalanan aku kembali mengingat awal pertemuanku
dengan Sasuke. Saat itu aku bertemu dengannya di taman kota. Dulu tidak sengaja
aku menabrak Sasuke. Dan entah bagaimana akhinya kami dekat dan Sasuke
memerintahku menjadi paacarnya. Selama kami pacaran kami sangat jarang
berkencan. Dan entah kenapa hari ini Sasuke menyanggupi ajakan ku. Karena
biasanya ia selalu bilang bahwa ia sibuk. Tengelam dengan lamunanku tak terasa
trnyata kami sudah sampai.
Sekarang kami sedang duduk berdua disalah satu kursi taman. Sejak awal kami
ssampai hingga sekarang hanya hening yang menemani kami. Sasuke tidak terbiasa
mengawali pembicaraan, biasanya akulah yang memulainya. Tapi sekarang aku
sedang malas. Mugkin Sasuke jengah dengan keadaan ini. Hingga ia mengawali
pembicaraan. “ Sakura….” Belum selesai ia berucap aku sudah memotongnya. “
Sasuke-kun bisakah kau mengelus kepala ku ?”. “Ini tempat umum Sakura.”.
“ Aku tahu tapi bisakah sekali ini saja aku merasakan usapan lembut dikepalaku
?”.” Kau ini seperti anak kecil saja. Sudahlah ayo pulang, sepertinya hujan
akan turun.” Lalu Sasuke berdiri bersiap menaiki motornya. “ Ayo pulang !” Ucap
Sasuke. “ Kau pulang saja duluan Sasuke-kun, aku masih ingin disini.”.”
Jangan gila Sakura. Langit sudah gelap hujan akan seger turun. Cepat Naik !”. “
Tidak. Aku ingin disini.”. “ Terserah dirimu.” Lalu Sasuke melenggang pergi.
Angin bertiup sangat kencang, dan bulir-bulir air sudah mulai turun. Namun
entah mengapa bukanny takut aku malah merasa sangat nyaman dengan keadaan
seperti ini. Sudah tidak ada orang lain lagi disini, hanya aku. Yaa hanya aku
seorang. Hujan semakin lebat. Setelah beberapa lama aku baru beranjak dari
kursi taman yang sedari tadi kududuki. Aku lelah dengan semua ini. Aku
benar-benar tenggelam dalam pemikiran ku, hingga aku tidak sadar bahwa aku
telah sampai dijalan raya dan ada sebuah mobil melaju kencang mengarah pada ku.
Kejadiannya begitu cepat hingga aku tidak menyadarinya. Tubuhku rasanya mati
rasa, aku bisa merasakan cairan pekat disekitar ku yang mengalir mengikuti
aliran air hujan. Pandangan ku memburam. Sebelum aku benar-benar tak sadarkaan
diri aku mendengar suara mendekat. Mungkin itu adalah warga yang melihat
kejadian barusan. Mungkin ini waktunya. Tou-san, kaa-san, Karin-nee dan
Sasuke-kun. Maaf kan aku karena aku merepotkan kalian. Aku memang tidak
berguna. Aku mencintai kalian. Semoga kalian bahagia tanpa aku. Sayonara
semuanya………..
Normal Pov
Tet.. Tet... Tet... Suara alat yang entah apa namanya itu yang sekarang sedang
menampilkan deretan garis naik turun secara teratur disebuah monitor.
Menunjukkan bahwa seseorang dalam ruangan ini masih memiliki kehidupan. Terlihat
seorang gadis berambut soft-pink sedang terbaring lemah disebuah ranjang rumah
sakit. Ya sekarang ini Sakura sedang berada di rumah sakit. Bukan untuk
menjenguk orang sakit seperti biasanya, namun sekarang dirinyalah yang sedang
sekarat. Ya Sakura adalah korban tabrak lari, ia ditemukan oleh seorang pejalan
kaki. Tidak diketahui siapa pelakunya karna saat ditemukan Sakura hanya
sendirian tergeletak dijaln dengan cairan pekat berwarna merah memnuhi
tubuhnya.
Dan sekarang seperti inilah kondisi Sakura. Perban melilit hampir seluruh
tubuhnya. Tak lupa kabel-kabel malang melintang ditubuhnya untuk menunjang
kehidupannya. Kondisinya saat ini benar-benar seperti mumi.
Seluruh keluarga termasuk Sasuke tengah cemas dikoridor rumah sakit. Saat
mereka mendapat kabar dari pihak rumah sakit tanpa pikir panjang mereka
langsung kemari. Dan entah kenapa ada rasa bersalah dihati mereka. Sasuke
merutuki dirinya sendiri karena telah meninggalkan Sakura ditaman. Andai saja
tadi ia tidak meninggalkan Sakura mungkin hal ini tak kan terjadi.
Ayah dan ibu Sakura merasa bersalah pada Sakura. Jujur mereka sadar bahwa
selama ini mereka terlalu memperhatikan Karin dan sedikit ahh salah sangat
melupakan kehadiran Sakura. Mereka memang tak berlaku adil terhadap Sakura.
Mereka sadar akan hal itu, namun entah mengapa mereka tetap diam saja.
Bukan hanya kedua orang tua Sakura saja yang sadar. Sebenarnya Karin pun juga
sadar akan keadaan yang dialami Sakura. Ia sering mendapati Sakura terisak
dikamarnya. Ia kasihan pada Sakura, namun ia terlalu nyaman dengan kasih sayang
kedua orangtuanya. Ia tak mau membaginya pada Sakura. Dan sekarang mereka semua
menyesal telah melakukan hal itu pada Sakura.
Dua hari telah berlalu dan sampai sekarang Sakura sama sekali belum sadar.
Selama dua hari pun Sasuke dan keluarga Sakura selalu setia menjaga Sakura.
Bergantian mereka masuk ke ruangan Sakura. Dan kali ini giliran Sasuke yang
menjaga Sakura, sedang keluarga Sakura sekarang sedang berada dikantin rumah
sakit. Entah apa yang ada difikiran Sasuke sejak tadi ia hanya memandangi wajah
Sakura. “ Hn... Kau apa tidak merindukanku ?”. Ucap Sasuke serambi memegang
tangan Sakura. “ Kau pernah bilang pada ku kan jika kau tak bisa bila sehari
tak melihat ku, dan ini sudah dua hari kau tak melihat ku.”.
“ Aku minta maaf karena aku meninggalkan mu saat itu.
Kau boleh menghukumku tapi kumohon sekarang bukalah matamu.”.
Seakan mendengar sebuah mantra Sakura mulai menampakkan pergerakan. Sasuke yang
menyadarinya pun mulai sedikit panik namun ia sembunyikan. “ Sakura....”.
Sakura perlahan namun pasti membuka kedua matanya, ia melihat sekeliling
wajahnya menampakkan kebingungan. “ Kau ada di rumah sakit.” Ucap Sasuke
mengetahui kebingungan Sakura. Sakura tak merespon apapun ia kembali memejamkan
kedua matanya, Sasuke yang sekarang benar-benar panik langsung memanggil
dokter.
“ Dok tolong Sakura... Tadi ia sempat membuka matanya tapi kenapa ia menutupnya
kembali ?” . “ Sasuke kau tenanglah dulu. Aku akan melihatnya dan sebaiknya kau
keluar terlebih dahulu.”. Sasuke pun keluar dan ia melihat keluarga Sakura
sudah kembali dari kantin. “ Sasuke apa yang terjadi ?” Tanya ayah Sakura. “
Sakura sempat sadar namun sekarang ia kembali tak sadarkan diri.”.
“ Kami-sama selamatkan Putri ku. Hamba mohon.. Hiks..”
Ucap ibu Sakura.
10 menit berlalu akhirnya dokter keluar. “ Dok
bagaimana....” tanya ayah Sakura langsung diputus oleh dokter. “ Maaf namun
keadaan Sakura sangat kritis, luka yang diakibatkan karena kecelakaan itu
terlalu fatal untuk tubuhnya. Kami tidak bisa melakukan apapun. Mungkin
sekarang adalah waktu terakhirnya, ia telah berjuang selama dua hari namun
ternyata Kami-sama berkehendak lain. Lebih baik kalian melihatnya sekarang.”
Tanpa fikir panjang mereka semua masuk keruangan
Sakura. Disana terlihat Sakura kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya. “
Sakura ini kami... Berjuanglah Sakura... Jangan tinggalkan kami...” Ucap ibu
Sakura. Perlahan Sakura membuka matanya. Matanya redup tak lagi memiliki
cahaya. “ Ka- a-chan.... aaa-k..u..”. “ Bertahanlah nak, jangan bicara dulu kau
sedang sakit.”. Sakura tersenyum. “ Aaa-ku iingin.... kalian meng- uhuk usap
ke- kepala ku...”. Semua yang ada disana tertegun mendengar permintaan Sakura.
Dengan perlahan mereka serentak mengelus kepala Sakura. Semuanya tidak kuasa
menahan air
mata untuk keluar. Sakura tetap tersenyum. Perlahan
dan pasti senyumnya memudar dan ia menutup matanya, tepat saat Sakura menutup
matanya suara nyaring mengisi ruangan tersebut. Sakura telah tiada.
‘ Terima kasih Kaa-san, Tou-san, Karin-nee dan Sasuke-kun. Walau aku pergi
namun aku bahagia, aku pergi dengan kenyamanan yang kalian berikan lewat usapan
dikepalaku. Aku tetap menyayangi dan mencintai kalian. Terima kasih untuk
usapan pertama dan terakhir ku.....’
Sakura Haruno
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
FIN
Terima kasih ea untuk yang telah sudi berkunjung....
Maaf Amus selalu datang dengan fanfic yang hancur
berantakan...
Dan maaf lagi Amus jarang sekali posting....
Dan tidak lupa Amus mengucapkan....
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG
MENJALANKANNYA........: )
3 Comments
Belajar lagi menulis fic dengan membaca karya-karya fic yang bagus tentunya, jangan baca yang gaje. Misalnya milik Moreena atau UchiHaru Misaki.
ReplyDeleteTerus terang, angst fic ini nggak berasa yang ada malah terlihat dipaksakan.
Belajar lagi menulis fic dengan membaca karya-karya fic yang bagus tentunya, jangan baca yang gaje. Misalnya milik Moreena atau UchiHaru Misaki.
ReplyDeleteTerus terang, angst fic ini nggak berasa yang ada malah terlihat dipaksakan.
Wah terima kasih sekali atas masukan yang diberikan.....
ReplyDeleteJujur saja saya ini masih baru, banyak hal yang belum saya mengerti mengenai fic, sungguh ini masukan yng selama ini saya tunggu-tunggu.....
Saya akan mencoba untuk lebih baik lagi....
Mohon bantuannya......