Sasuke Senpai

Bad Summary:

Bagaimana Sakura menghadapi hari pertamanya di Universitas? Dan bagaimana Sakura menghadapi ketua BEM yang sangat menjengkelkan? Apakah Sakura sanggup menghadapinya?
.
.
.
.
Itadakimasu.....
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : Sasusaku
Rated : T
Author : Amus

Sasuke Senpai

 

Pagi itu Sakura bangun lebih pagi dari biasanya. Penyebabnya tidak lain adalah ponsel miliknya yang sejak tadi terus saja berbunyi. Kesal karena suaranya, Sakura mengambil kasar ponselnya. Tanpa melihat siapa yang menghubungi dirinya, ia langsung mengangkat panggilan tersebut. Ia berniat akan memarahi siapapun yang telah mengusik tidurnya, namun semua sirna setelah ia mendengar suara di ujung sana.

"Bangun. Tidakkah kau ingat perkataanku semalam. Aku tidak akan menahan diri jika kau telat."

Sakura belum sempat mengucapkan sepatah kata pun, karena panggilan yang langsung terputus. Sakura sejenak memandang ponselnya, ia melihat bahwa sekarang masih pukul 06.30. Ia masih memiliki waktu, jadi tanpa menghiraukan peringatan yang baru saja ia dapat, Sakura melempar ponselnya dan kembali memejamkan matanya.



Haruno Sakura adalah seorang mahasiswa baru di Universitas Chiwa Konoha atau yang biasa disebut Uchika. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Konoha, Sakura memilih untuk masuk fakultas kedokteran di Uchika.

Bukan karena jurusan kedokteran di kampus ini terbaik, sebenarnya untuk jurusan kedokteran Universitas Senjuku lebih baik. Namun Sakura memiliki alasan tersendiri mengapa ia memilih untuk masuk di Uchika. Bagaimanapun Sakura adalah murid paling pintar di angkatannya, dia bisa masuk ke Universitas mana saja.

Sakura memiliki kapasitas otak di atas rata-rata dengan wajah yang cantik pula. Keluarganya bahkan berasal dari kalangan atas. Jangan lupakan kakaknya Haruno Sasori yang terlihat selalu awet muda, yang saat ini menjadi dokter ahli dermatologi sekaligus calon pewaris Rumah Sakit Haruno. Namun, setiap manusia tidak ada yang sempurna.

Nyatanya, seorang Haruno Sakura adalah gadis yang pemalas dan sangat suka tidur. Sakura dapat tidur kapan saja dan di mana saja. Bahkan ketika di kelas, ia lebih banyak tidur. Berapa kalipun teguran yang ia terima, tidak dapat mengubah kebiasaan gadis tersebut. Hal itu sering membuatnya berada dalam masalah, seperti saat ini.



"Ahh sial-sial aku telat. Mati aku."

Sakura berlari menyusuri kampus untuk mencari di mana letak gedung pertemuan untuk mahasiswa baru. Sakura sekarang baru sadar, seberapa luasnya Uchika. Ia kembali merutuki kebodohannya yang kembali tidur dan tidak segera bangun tadi.

Sekali lagi Sakura melihat ke arah jam tangannya. Kembali menghela napas dan memandang ke arah sekitar. Ia sudah telat hampir 30 menit, dan dia telah berlarian sejak tadi tapi belum juga menemukan gedung yang di maksud.

"Yahh bagaimana kampus sebesar ini sepi sekali. Kuso!"

Sakura akhirnya kembali berlari. Sebenarnya ia sudah mendapat petunjuk mengenai segala hal untuk acara tiga hari ke depan. Tapi Sakura lupa bahwa ia mencatatnya di laptop dan bukannya di ponsel. Sekarang ia sangat menyesal. Hingga akhirnya ia melihat seorang pemuda dengan jas almamater yang sama seperti dirinya.

"Permisi.."

Sakura berlari dan berusaha memanggil pemuda dengan rambut jabrik kuning di depannya. Mendengar suara, pemuda tersebut berhenti lalu berbalik dan mendapati Sakura yang kini terengah-engah. Pemuda tersebut memperhatikan penampilan Sakura dari atas ke bawah. Pemuda itu tampak sedikit kaget dan bingung.

"Hoshh hoshh, apa kau tahu di mana letak gedung auditorium di mana?"

Sakura tanpa menunggu waktu lama langsung saja bertanya.

"Kau bisa kembali lalu saat bertemu pertigaan, ambil kanan. Lurus saja, lalu belok ke kiri. Gedung paling besar, itu adalah auditorium."

"Terima kasih."

Tanpa menoleh lagi, Sakura segera bergegas lari ke arah yang ditunjukkan. Tidak lagi peduli pada apapun, ia hanya ingin segera sampai. Hingga Sakura lupa bahwa kini ia bahkan sudah telat lebih dari 30 menit.

Cerobohnya lagi, Sakura langsung saja masuk ke pintu yang ia lihat. Tanpa berpikir lagi apakah itu jalur yang benar atau tidak.

Tepat ketika Sakura masuk, seisi ruangan senyap. Padahal begitu banyak orang di dalam saat ini. Itu berisi satu angkatan yang terdiri dari lebih 3 ribu mahasiswa. Yang saat ini melihat ke depan, di mana ada beberapa senior yang terlihat sedang menjelaskan sesuatu namun saat ini terhenti.

Benar, semua kegiatan terhenti akibat kedatangan Sakura yang tidak terduga. Alih-alih masuk lewat pintu utama, yang mana seharusnya mahasiswa baru masuk lewat sana. Sakura masuk dari pintu samping, yang mana pintu itu langsung mengarah ke pusat perhatian. Yaitu bagian panggung depan. Parahnya lagi, sebaris senior yang ia yakini adalah anggota BEM sedang berkumpul.

Lalu di sana, seorang pemuda berwajah dingin yang sedang memegang microfon memandangnya lekat. Sakura tidak bodoh untuk tidak mengetahui siapa pemuda tersebut. Itu adalah ketua BEM Universitas di Uchika. Tidak lain adalah Uchiha Sasuke, dan melihatnya sekarang sepertinya sang ketua sedang memberikan sambutan untuk mahasiswa baru.

"Mati kau Sakura."

Tanpa sadar Sakura bergumam. Ia masih terdiam dan bingung harus bagaimana saat ini. Hingga suara dari belakang punggungnya menarik perhatian.

"Dia tersesat. Aku yang menyuruhnya untuk menggunakan pintu ini, terlalu jauh jika dia harus memutar ke pintu utama."

Sakura menoleh, itu adalah pemuda rambut jabrik yang tadi ia temui. Sakura kembali merutuki dirinya. Jadi apakah ini jebakan atau bagaimana. Siapa sangka ia malah bertanya pada anggota BEM.

"Hn."

Sasuke, hanya berdehem lalu kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Ia melanjutkan sambutannya yang tadi sempat terpotong. Di ikuti anggota BEM yang lainnya, yang kembali mengalihkan perhatiannya ke depan.

Sakura menghela napas lega. Karena mungkin ini hari pertama, sepertinya ia tidak akan terkena hukuman. Ia menunduk pada para senior, dan berniat untuk pergi mencari tempat duduk. Sebelum ucapan Sasuke menghentikan langkahnya.

"Gadis Pink kemari!"

Sakura menelan ludahnya. Aura menyeramkan sudah terasa. Sangat mungkin bahwa ia akan dihukum saat ini. Perlahan Sakura berbalik menghadap Sasuke yang malah menatapnya tajam. Berat hati, akhirnya Sasuke berjalan mendekat.

"Nee Senpai."

Pelan Sakura berbicara. Sasuke menganalisis penampilan Sakura dari atas hingga bawah.

"Kau tahu aturan untuk mahasiswa baru?"

"Go-"

"Kau telat 46 menit, masuk dari pintu panitia, menyela sambutan, tidak menggunakan name tag dan pakaian tidak rapi."

Sakura saat ini hanya mampu menunduk. Sebenarnya ia sangat malu saat ini, ia berada di pusat perhatian dan sedang di permalukan.

"Apa kau dengar?"

Sakura mengangguk tanpa mengangkat kepalanya.

"Iya Senpai. Gomen."

"Buat kalian semua, jangan sampai kalian melakukan hal seperti ini. Padahal ini adalah hari pertama. Sekarang kau akan ku hukum, agar yang lain tidak meniru perilaku mu."




Sakura masih saja diam sejak 20 menit yang lalu. Ia masih menunduk, namun bukan lagi karena malu. Tetapi Sakura saat ini sedang menahan kesal. Kesal pada ketua Bem yang memberinya hukuman berupa menjadi asisten pribadi sang ketua.

Bukan apa, hanya saja setiap perintahnya terasa aneh bagi Sakura. Bahkan tidak hanya Sakura, karena beberapa bisikan dari anggota Bem lainnya dapat terdengar. Anehnya adalah beberapa perempuan di sini merasa iri akan hukuman Sakura.

Sedikit informasi adalah, Uchiha Sasuke adalah cucu ke dua pemilik Universitas. Selain itu, ia memiliki paras yang sangat tampan. Jangan lupakan juga bahwa ia baru saja pulang dari pendidikannya di luar negeri. Lebih kerennya lagi adalah, ia masih semester 3 tapi sudah menjadi ketua Bem. Sakura pikir ini adalah bentuk dari nepotisme.

"Bisakah kau berjalan lebih cepat?"

"Ck senpai saja yang berjalan terlalu cepat."

Sakura tentu saja menggerutu. Ini bahkan waktu istirahat tetapi Sasuke masih saja menyuruh dirinya. Bayangkan Sakura harus membawakan jas almamater milik Sasuke dari auditorium ke ruang Bem, yang mana jaraknya menurut Sakura sangatlah jauh.

Sedang Sasuke sejak tadi hanya melirik ke arah Sakura sesekali. Meneliti bagaimana gadis itu terus saja menggerutu tidak jelas. Nyatanya hal itu hanya membuat Sasuke semakin senang untuk mengerjai gadis pink tersebut.

Tak lama, mereka sampai ke dalam ruang Bem. Tidak berhenti di sana, karena ternyata     Sasuke memiliki ruang pribadi. Sakura kembali berpikir bahwa ini adalah bentuk dari nepotisme nyata.

"Bagaimana kau bisa punya ruangan sendiri? Kau yakin tidak menggunakan koneksi keluarga mu? Lagi pula mana ada ketua Bem yang berasal dari semester 3."

Mereka sudah berada di ruangan Sasuke. Bahkan Sakura sudah mendudukkan dirinya dengan nyaman di kursi milik Sasuke. Sedang Sasuke hanya melihat gadis tersebut dengan senyuman.

"Ini adalah ide Itachi-Nii untuk membuat ruang khusus ketua ketika ia menjabat. Dan untuk jabatan ku, otak ku lebih dari mampu untuk mendapat jabatan ini. Lagi pula ini bukan apa-apa."

"Tetap saja, tidakkah yang lain akan berpikir bahwa kau mempratekkan nepotisme di kampus ini."

Sasuke mendekat, ia bersandar ke meja dan menghadap ke Sakura yang sejak tadi masih memperhatikan seisi ruang tersebut.

"Tidak juga, sejak awal peraturannya memang minimal semester 3. Hanya saja tidak ada yang benar-benar memenuhi klasifikasi. Jadi nyonya, apakah kau sudah selesai menginterogasi ku?"

Sakura kini memandang Sasuke.

"Sudah. Tapi aku marah padamu."

Sasuke memiringkan kepalanya. Ia menarik dagu Sakura sehingga Sakura kini menatap ke arah nya.

"Bukankah sudah ku katakan bangun dan jangan terlambat."

Sakura menelan ludahnya gugup. Ia tidak lupa bahwa ia menghiraukan peringatan Sasuke tadi pagi. Benar, seseorang yang membangunkannya tadi pagi lewat telepon tidak lain dan tidak bukan adalah Sasuke.

Sakura, juga tidak lupa bahwa Uchiha Sasuke adalah kekasihnya. Benar, nyatanya Sakura dan Sasuke telah menjalin hubungan selama lebih dari setahun. Mereka tidak menyembunyikan apapun, namun karena selama ini mereka berbeda sekolah membuat tidak banyak orang tahu mengenai hubungan mereka.

Lebih lagi, Sasuke yang lebih suka menghabiskan waktu bersama Sakura di kediaman Uchiha atau Haruno. Sangat jarang bagi mereka berdua untuk berkeliaran di luar sana. Kecuali memang tempat itu terjaga privasinya, bagaimana pun keduanya adalah orang yang penting.

Sasuke semakin mendekatkan wajahnya pada Sakura. Namun ketika Sakura menutup matanya, Sasuke dengan cepat menjauhkan wajahnya. Lalu menghembuskan napas. Mutlak membuat Sakura kembali membuka matanya, ada sedikit rasa kecewa karena nyatanya Sasuke tidak berniat menciumnya.

"Kapan kau akan berhenti bermain-main?"

Kini ganti Sakura yang mulai jengah. Ayolah, ia sedang malas untuk dinasehati oleh siapapun. Cepat Sakura menarik tengkuk Sasuke dan mempertemukan bibir keduanya

Sasuke yang sadar bahwa ini adalah cara Sakura untuk membungkamnya hanya diam saja. Lagipula Sasuke juga menyukainya. Karena sejak di auditorium tadi ia memang sudah gemas dengan kekasihnya ini. Jadi kini Sasuke juga mulai membalas ciuman Sakura.

 

 

 Jika kalian pikir waktu istirahat yang dihabiskan dengan saling melahap bibir satu sama lain akan menghentikan hukuman Sakura. Maka salah adalah jawabannya. Nyatanya saat ini Sasuke masih saja mengerjai Sakura dengan memintanya menjadi juru bicaranya. Sakura saat ini memegang mikrofon dengan erat. Ia benar-benar sangat kesal saat ini.

Hingga tiba-tiba saja salah satu anggota Bem, yang bahkan tidak diketahui oleh Sakura mendekat pada Sasuke. Bukan, bukan karena mendekat. Tetapi lebih pada apa yang gadis itu lakukan setelahnya.

Benar, itu adalah seorang gadis yang entah dari mana. Karena sejak tadi Sakura belum melihatnya sama sekali. Parahnya, gadis baru tersebut langsung memeluk Sasuke. Membuat kekesalan Sakura semakin parah saja.

"Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Kau jahat sekali menyuruh ku untuk rapat dengan wakil rektor 3 sedangkan kau bersenang-senang dengan para mahasiswa baru ini."

Ucap gadis tersebut yang masih merangkul Sasuke. Gadis berambut merah dengan jas almamater yang sama dengan Sasuke. Sedang yang dilakukan Sasuke hanya diam, pemuda itu hanya diam bahkan tidak mengelak sama sekali.

Terang saja Sakura sangat kesal. Maka dengan kesal ia melempar mikrofon ditangannya hingga menimbulkan bunyi. Membuat satu ruangan aula kembali memperhatikan gadis berambut pink tersebut, tak terkecuali Sasuke dan gadis berambut merah.

"Yakk menjauh darinya!"

Sakura dengan cepat memisahkan gadis berambut merah dari sang kekasih. Tidak lagi mempedulikan apa yang saat ini sedang terjadi. Ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya.

"Kau ap-"

"Menjauh atau aku akan merontokkan rambut aneh mu!"

Tidak berhenti di sana, Sakura saat ini mendorong kasar tubuh gadis berambut merah tersebut. Tidak terima, gadis tersebut juga kini mulai mendorong balik Sakura. Hingga akhirnya mereka berdua kini mulai bertengkar.

"Saku berhenti."

Sasuke saat ini berusaha menghentikan kekasihnya. Tidak hanya Sasuke, Naruto dan beberapa anggota Bem lainnya juga kini mulai mendekat untuk melerai mereka berdua. Pasalnya mereka berdua kini telah menyerang satu sama lain. Bahkan rambut mereka kini sangat berantakan.

"Yak siapa kau gadis gulali? Berani sekali kau! Apa kau tidak tahu aku adalah sekretaris BEM!"

Karin, gadis berambut merah tersebut mulai berteriak. Namun sama sekali tidak membuat Sakura takut.

"Apa kau juga tahu siapa diriku?"

Sakura menantang. Bahkan keduanya belum terpisah, masih sama meremas rambut satu sama lain. Dengan dikelilingi anggota BEM lainnya termasuk Sasuke yang masih berusaha melerai keduanya.

"Kau tak lebih dari mahasiswa baru yang kurang ajar!"

Mendengar ucapan Karin, Sakura entah kenapa jadi semakin marah. Hingga ia berhasil mendorong Karin dengan sangat keras. Setelahnya Sakura masih berusaha untuk menyerang Karin, namun dengan cepat Sasuke menarik perut Sakura.

Tidak hanya itu, saat ini dengan paksa Sasuke menggendong Sakura selayaknya koala dan berjalan menjauh dari kerumunan.

'Yak turunkan aku! Aku akan meninju setan merah itu! Sasu! Cepat turunkan aku!"

Sakura tentu saja berontak dalam gendongan Sasuke. Tetapi tenaga Sasuke lebih besar dari pada Sakura. Ia masih dengan tenang berjalan menjauh.

Sementara itu, karin dan anggota BEM yang lain bahwa semua mahasiswa baru yang berada di sana tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Hingga membuat mereka hanya terdiam dan membiarkan Sasuke pergi membawa Sakura yang masih saja berontak dan berteriak.

"Yahh kalian benar, gadis itu Sakura. Kekasih Teme."

Ucap Naruto yang seketika mengambil alih perhatian para anggota BEM yang ada di sana.

"Ck pantas saja ia begitu marah. Akhhh kepala ku pusing."

Karin berucap sambil memegang kepalanya dan merapikan penampilannya.

"Salahmu, kenapa kau menggoda Sasuke. Akan ku adukan pada Suigetsu."

Naruto kembali berucap.

"Yak akan ku pukul jika kau melakukan itu. Lagi pula sangat menyenangkan mengganggu Sasuke."

Benar, Karin sebenarnya sudah memiliki kekasih Suigetsu. Namun gadis berambut merah itu memang suka menggoda Sasuke. Alasan, karena Sasuke lah yang membuat ia bisa bertemu dengan Suigetsu, yang ternyata adalah teman semasa sekolah Sasuke. Karin kini hanya terkekeh melihat Sasuke dan Sakura pergi, sepertinya sangat menarik untuk terus menggoda keduanya.


"Yakk Sasuke! Kenapa kau membawa ku pergi!"

Sakura masih saja berusaha berontak dan lepas dari gendongan Sasuke. Mereka masih di panggung dan sebentar lagi akan turun dari panggung. Akhirnya Sasuke mulai jengah.

"Jika kau terus memberontak aku akan mencium mu di sini."

Sasuke menghentikan langkahnya dan menatap tajam Sakura. Ucapan Sasuke praktis membuat Sakura terdiam. Ternyata cara Sasuke sangat manjur untuk menghentikan protes Sakura.

Seringai tumbuh di wajah Sasuke. Ia merasa bangga tiap kali bisa membuat Sakura patuh. Tapi apa yang ada di kepalanya saat ini lebih menyenangkan untuk di wujudkan. Jadi alih-alih melanjutkan langkahnya, Sasuke dengan cepat mengecup bibir Sakura.

Sontak saja membuat satu ruangan ramai dengan teriakan dari para mahasiswa yang ada. Tetapi Sakura hanya diam menyembunyikan wajahnya di dalam ceruk Sasuke. Sungguh ia sangat malu saat ini. Berbanding terbalik dengan Sasuke yang tersenyum penuh kemenangan. Setelahnya ia kembali melangkah untuk keluar dari auditorium. Ia punya rencana lain setelah ini. Hehe.

 

.

Fin.....
 
Ok segitu aja. Jangan bosen datang ke blog Amus ya, arigato.

 

Post a Comment

0 Comments