Summary:
Festival Hanabi sebentar lagi akan di adakan. Mengingat pergantian tahun juga akan tiba. Konoha tentunya akan memeriahkan acara ini. Acara telah di siapkan jauh-jauh hari. Tentunya untuk menyambut para pengunjung, dan juga para pasangan yang akan menghabiskan waktu di festival.
Begitu pula dengan harapan Sakura. Sakura berharap bahwa suaminya Sasuke akan menyempatkan waktu untuk melihat festival itu dengannya. Lalu apakah mereka bisa datang ke festival?
Itadakimasu.......: )
.
.
.
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi kishimoto
Genre : Romance/Drama
Rated : T
Author : Amus
Hanabi
Suasana di pusat kota saat ini begitu riuh. Para warga bahu membahu membantu satu sama lain untuk menyiapkan salah satu festival yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Terhitung kurang dari seminggu lagi acara tersebut akan terselenggara.
Ini adalah perayaan festival hanabi untuk tahun baru yang sebentar lagi tiba. Antusias, warga konoha bersama-sama menyiapkan acara tersebut. Karena tiap tahunnya pengunjung festival semakin banyak. Tidak hanya warga lokal Konoha saja, namun beberapa ada yang berasal dari luar Konoha hanya untuk menikmati festival tersebut.
Di salah satu kedai kopi yang tidak jauh dari pusat kota. Terlihat dua wanita sedang menikmati sore hari mereka. Mengobrol bersama di temani dengan segelas kopi dan juga sepotong kue. Rasanya hal itu telah cukup untuk menghilangkan lelah dari bekerja.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan Jidat."
Ino, wanita berambut pirang sedang memperhatikan wanita berambut pink yang sedang asik memandangi bagaimana keributan di luar sana. Sedang wanita yang di sebut kini mulai mengalihkan pandangannya untuk menatap Ino heran.
"Hahaha, wajah mu jelas menunjukkan bahwa kau ingin pergi ke festival bersama Sasuke kan?"
Sekarang Sakura memutar pupil matanya jengah. Namun ia akui bahwa ia memang menginginkan hal tersebut. Sudah lama ia tidak pergi ke festival, dan selama itu ia juga selalu pergi sendirian. Namun tahun ini ia telah menikah, akankah suaminya mau menemaninya ke festival. Bagaimana pun suaminya itu tidak menyukai keramaian.
"Tidak. Kau tahu itu terlalu ramai. Juga, sepertinya Sasuke-kun akan sibuk."
Uchiha Sasuke adalah suami Sakura yang telah ia nikahi selama 6 bulan. Mereka tidak lama menjalin suatu hubungan, amat cepat bahkan membuat rekan-rekan mereka takjub. Pasalnya mereka baru kenal selama seminggu lalu Sasuke dengan berani mengajak Sakura menikah.
Tetapi bagi Sakura itu mungkin karena Sasuke tidak memiliki banyak waktu. Ia adalah putra tunggal keluarga Uchiha. Salah satu keluarga cukup terpandang di Konoha. Itu juga yang membuatnya amat sibuk untuk mengurus perusahaan keluarganya.
"Yahh tidak mungkin Sasuke tidak meluangkan waktunya untuk istrinya. Cobalah untuk mengajaknya."
Itu adalah saran yang diberikan oleh Ino. Sebenarnya Sakura mau saja mengajak Sasuke, namun ia hanya ragu dan mungkin sedikit takut jika nantinya akan mengganggu waktu suaminya.
"Aku akan mencobanya."
"Itu bagus, aku juga akan ke sana bersama Sai-kun. Kita akan bertemu di sana, dan saat ini aku harus pulang karena Sai-kun sebentar lagi akan pulang."
Sakura hanya memandang kepergian dari sahabatnya. Mereka berdua telah bersahabat sejak sekolah menengah, dan sekarang mereka juga menjadi rekan kerja. Mereka berdua merupakan karyawan di salah satu perusahaan besar di kota.
Sakura tenggelam ke dalam pikirannya. Ini juga yang membuatnya ragu, ia hanya karyawan biasa sedangkan suaminya pemilik perusahaan terbesar di kota. Tidak tahu pasti apakah suaminya benar-benar mencintainya. Jika boleh jujur, komunikasi diantara keduanya tidak sesering itu. Mereka sangat jarang berbicara lebih.
Jadi jika orang-orang berpikir bahwa Sakura beruntung mendapatkan Sasuke. Ia tidak yakin apakah ia memang seberuntung itu.
Sakura menghela napas. Setelahnya ia juga akan memilih pulang. Tidak seperti Ino yang akan menyambut suaminya pulang. Nyatanya Sasuke terbiasa pulang larut malam karena kesibukannya. Terakhir kali Sakura menunggu hingga larut, ia mendapati teguran dari Sasuke untuk tidak menunggunya dan tidur saja. Setelah itu Sakura tidak lagi berusaha menunggu.
Meski begitu ia tetap berusaha menjadi istri yang baik dengan menyiapkan makan malam untuk Sasuke. Untungnya tiap pagi ia akan mendapati semuanya habis, bahkan semua perabot yang ada pasti akan bersih. Namun Sakura berpikir bahwa Sasuke tidak membutuhkannya. Jadi ini hanya semakin membuatnya murung di sepanjang perjalanan menuju rumah.
Tidak terasa setelah ia berjalan cukup pelan, Sakura akhirnya sampai di depan rumahnya. Namun ada hal yang membuatnya cukup terkejut. Pasalnya Sakura melihat bahwa mobil suaminya telah terparkir rapi di tempatnya. Maka setelahnya Sakura segera melangkahkan kakinya lebih cepat. Ia belum menyiapkan makan malam.
"Gomen aku tidak tahu jika Sasuke-kun pulang lebih awal. Aku belum menyiapkan makan malam."
Sakura menunduk malu berkata demikian. Saat ia masuk tadi ia melihat Sasuke sedang berada di dapur membuka lemari es. Sakura berpikir bahwa Sasuke sedang mencari makanan. Walaupun sebenarnya ini masih sore hari, namun apa saja yang di lakukan oleh Sasuke memang selalu membuat Sakura menjadi gugup.
"Ini masih sore."
Sasuke berucap setelah meneguk sebotol air. Ia menatap Sakura dengan sedikit bingung. Hari ini pekerjaannya tidak sebanyak sebelumnya, dan memang ini yang di inginkan Sasuke.
Sakura mendongak untuk melihat Sasuke. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum Sasuke akhirnya mengalihkan pandangannya.
"Ahh begitu. Apa Sasuke-kun baru saja pulang?"
Sakura bertanya. Kini ia sedang menurunkan barang yang ia beli tadi. Itu adalah bahan makanan untuk malam nanti.
"Iya."
Kini Sakura sekali lagi memandang Sasuke. Melihat penampilan Sasuke yang telah mengenakan pakaian santai rumahan. Juga sepertinya suaminya telah mandi, jadi Sakura hanya akan mandi lalu menyiapkan makan malam.
"Baiklah. Aku akan membersihkan diri terlebih dahulu setelahnya aku akan memasak. Sasuke-kun bisa...."
Sakura agaknya bingung. Ini bukan kebiasaannya untuk mendapati suaminya ada di sini saat ini. Jadi dia sedikit bingung, apa yang akan di lakukan Sasuke saat ia mandi dan masak.
"Bisakah kau tidak masak untuk malam ini?"
Perkataan Sasuke sontak membuat Sakura menghentikan seluruh kegiatannya. Tapi sebelum Sakura bereaksi lebih banyak, Sasuke menambahkan.
"Aku ingin makan di luar. Bersama mu."
Seharusnya Sakura merasa senang. Malam ini ia makan di luar bersama Sasuke. Tidak hanya itu, mereka sedang makan di restoran terbaik di kota. Namun sekali lagi hal itu membuat Sakura menjadi rendah diri. Lihat, ini adalah perbedaannya dengan sang suami. Suaminya begitu kaya, sedangkan ia hanya orang biasa. Mungkinkah selama ini Sasuke jijik dengan masakan biasanya?
"Kau melamun."
Ucapan Sasuke mengalihkan perhatian Sakura.
"Maaf."
Setelahnya Sakura kembali melanjutkan makannya sembari menunduk.
"Mengapa kau sering sekali meminta maaf? Apa kau melakukan kesalahan?"
Sasuke kembali berbicara.
"Ma- maksudku tidak."
"Hn lanjutkan makan mu. Setelah ini kita pulang."
Dengan begitu Sakura hanya mampu mempercepat makannya. Ia tidak ingin Sasuke menunggunya, bahkan saat makanannya belum habis Sakura berkata bahwa ia telah selesai. Namun tanpa Sakura sadari, Sasuke memperhatikan hal tersebut.
Setelah makan malam saat itu, entah mengapa hubungan antara Sakura dan Sasuke menjadi lebih canggung. Sekalipun Sasuke yang selalu pulang sore hari tidak mengubah kecanggungan diantara mereka.
Sedangkan saat ini Sakura sedang bimbang. Malam nanti adalah acara festival hanabi berlangsung. Selama satu minggu ini ia berjuang untuk mengajak Sasuke datang ke acara festival. Namun tiap kali ia memiliki kesempatan berbicara dengan Sasuke, lidahnya akan kelu untuk mengajaknya ke festival.
Di sinilah mereka saat ini. Duduk canggung menatap televisi. Mungkin karena ini malam tahun baru, Sasuke pulang lebih awal. Sejak siang tadi suaminya itu telah berada di rumah. Sakura benar-benar bingung bagaimana cara mengajak Sasuke, dan bayangan bahwa Sasuke akan menolak ajakannya membuatnya semakin takut.
"Sasuke-kun."
Akhirnya Sakura memberanikan dirinya.
"Hn."
Sasuke menoleh pada istrinya.
"Hmm itu, apakah kau mau ke festival hanabi malam ini? Ahh jika kau tidak mau tak apa, itu mungkin akan sangat ramai."
Sasuke terdiam cukup lama. Tetapi yakinlah, tiap detik yang berlangsung hanya membuat Sakura semakin tersiksa. Ia merutuki dirinya sendiri saat ini.
"Hn baiklah."
Setelah menjawab Sasuke beranjak dari sana. Meninggalkan Sakura dengan keterkejutan mutlak. Berkedip beberapa kali, mungkinkah ia salah dengar. Apa benar bahwa Sasuke mau pergi ke festival bersamanya. Sakura merasa bahwa ia salah dengar saat ini.
"Apa yang kau lakukan di sana?"
Suara Sasuke kembali menyadarkan Sakura.
"Huh?"
Sakura masih di landa kebingungan saat ini.
"Kau tidak ingin bersiap? Bukankah kita akan pergi ke festival?"
Suasana penuh kegembiraan kental terasa malam ini. Tawa menyelimuti pusat kota malam ini. Muda-mudi, para orang tua bahkan anak-anak berkumpul menjadi satu. Begitu pula dengan Sakura dan Sasuke, mereka berdua akhirnya sampai ke pusat kota. Mengenakan kimono berwarna pink seperti rambutnya Sakura mampu menarik perhatian beberapa orang di sana. Ia begitu cantik malam ini.
Sejenak Sakura memandang wajah suaminya. Namun tidak seperti yang ada di benak Sakura. Raut wajah suaminya malah sebaliknya, Sasuke tidak terlihat senang. Apakah Sasuke merasa terpaksa untuk datang kemari. Sekarang Sakura jadi merasa bersalah pada suaminya tersebut.
Sakura kini berhenti, setelah sedikit menjauh dari kerumunan. Bahkan ia belum sama sekali mampir ke salah satu stand yang ada. Karena hatinya di penuhi oleh rasa bersalah dan tidak enak pada suaminya.
"Sasuke-kun gomen, kita bisa pulang saja."
Sasuke mengernyit heran. Bukankah istrinya ingin pergi ke festival ini. Mungkinkah istrinya kecewa pada festival ini.
"Mengapa? Kau tidak senang?"
"Bukankah Sasuke-kun yang tidak senang?"
Entah lah mungkin Sakura pada akhirnya lelah. Ia bingung bagaimana menghadapi suaminya. Bukankah yang tidak senang adalah dia, mengapa malah memutar pertanyaan.
"Aku?"
Sasuke bertanya.
"Iya, wajah mu terlihat tidak senang berada di sini. Jik- jika Sasuke-kun tidak ingin pergi aku tidak apa."
Sakura menjadi sedikit emosional kali ini. Air matanya tiba-tiba saja keluar tanpa perintahnya. Sedang Sasuke masih saja diam memperhatikannya.
"Aku tahu, Sasuke-kun menikahi ku hanya agar keluarga Uchiha tidak lagi memaksa mu untuk menikah. Ak-aku aku hmmp"
Sasuke menarik cepat tubuh Sakura, lalu membungkam mulutnya dengan ciuman. Tidak hanya ciuman biasa, nyatanya Sasuke kini melumat ganas bibir Sakura. Tangannya yang kekar merengkuh tubuh Sakura. Membuatnya tidak bisa lepas dari Sasuke.
"Mmhhpp ahh Sashh."
"Berhenti bicara atau aku akan mencium mu lagi."
Sasuke berucap tegas. Tangannya masih setia melingkar di pinggang Sakura.
"Siapa yang mengatakan aku menikahi mu karena tuntutan keluarga ku?"
Sasuke menatap lekat tepat pada kedua mata Sakura. Sedang Sakura saat ini hanya mampu menunduk. Air matanya kering, bukan kesedihan yang ia rasakan saat ini namun ketakutan. Bagaimana pun Sasuke tidak pernah berbicara dengan nada setegas ini. Sasuke yang melihatnya lalu menghela napas.
"Hei lihat aku."
Kini Sasuke berbicara dengan nada lembut. Akhirnya Sakura mendongak, menatap mata Sasuke.
"Aku menikahi mu dengan keinginan ku. Aku mencintaimu Sakura."
Sakura saat ini telah merona mendengar penuturan Sasuke.
"Maaf jika setelah menikah aku terlalu sibuk bekerja. Karena posisi baru ku masih banyak hal yang harus ku kerjakan. Akhirnya karena aku ingin segera menyelesaikannya aku mengambil banyak sekali lembur, tetapi mungkin itu membuat mu khawatir. Aku merasa bersalah telah meninggalkan mu sendirian."
Sasuke mengelus lembut punggung Sakura.
"Maaf jika kau melihat ku sedikit kesal barusan. Aku hanya tidak suka pada beberapa orang yang melihat mu seolah mereka bisa membawa mu pergi. Itu menjengkelkan."
Kini Sasuke yang merona. Sedang Sakura masih saja memproses semua yang di katakan oleh Sasuke, Jujur saja ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Sasuke ucapkan.
Cup
Sekali lagi Sasuke mencium Sakura. Mengambil perhatian Sakura penuh.
"Berhenti berwajah imut Sakura. Atau kita benar-benar akan pulang."
Awalnya Sakura tidak mengerti akan perkataan Sasuke. Ia masih saja terkejut, suaminya malam ini benar-benar memberinya banyak kejutan. Dan sebelum Sakura mengerti semuanya, Sasuke sudah lebih dulu menarik tubuhnya lagi.
"Ayo kita nikmati festival ini. Ini adalah festival pertama kita."
Setelahnya Sasuke mengajak Sakura untuk kembali ke kerumunan. Serambi menunggu bergantinya tahun, mereka menikmati kebersamaan. Mampir ke beberapa stand makanan atau permainan. Bertemu dengan beberapa teman, dan tentu saja malam ini banyak sekali ciuman tak terduga dari Sasuke.
.
Fin.....
Ok segitu aja. Jangan bosen datang ke blog Amus ya, arigato.
0 Comments