My Rebel Girl

Summary:

Bagaimana seorang Uchiha Sasuke yang menghadapi seorang Haruno Sakura, seorang gadis nakal pembuat ulah di kampus?

Hukuman biasa tidak akan berpengaruh bagi Sakura, terlalu biasa. Lalu bagaimana Sasuke memberi hukuman pada Sakura?

Dan apa hubungan mereka sebenarnya.

.
.
.
.
.
.
Itadakimasu.......: )
.
.
.
.
.
.
.
 
Disclaimer : Masashi kishimoto

Genre : Romance/Drama

Rated : T

Author : Amus
 
My Rebel Girl
 
Suasana salah satu universitas terbaik di kota begitu kental akan tata tertib. Universitas Konoha, menjadi universitas yang terkenal akan aturan ketatnya dalam pendidikan. Namun hal itu terbukti ampuh untuk membuat siapa saja yang lulus dari sana menjadi deretan orang-orang hebat di dalam atau bahkan luar negeri.

Tidak tanggung-tanggung, aturan yang berlaku tidak hanya untuk para mahasiswa. Para dosen pun memiliki aturan yang harus di taati. Bahkan uang bukan menjadi alasan untuk dapat masuk universitas ini. Dalam tiap semester nya, Universitas Konoha atau UK hanya akan menerima tidak lebih dari seribu mahasiswa. Para mahasiswa yang lolos ujian masuklah yang akan di terima, di mana ujian masuk pada UK amatlah susah.

Dapat terlihat dari bagaimana laku para mahasiswa nya. Tidak akan kalian temukan mahasiswa yang berkumpul pada lorong-lorong kampus, atau suara keributan khas dunia kampus. Hanya akan ada ketenangan dalam ketertiban. Gerombolan akan di temukan di perpustakaan. Sekalipun kantin penuh, hanya akan terdengar suara sewajarnya. Sampai satu orang datang dan mengubah semuanya.

"Yuhuuu Ohayoo Minnaaaa"

Baru saja seorang gadis dengan warna rambut pink memasuki sebuah kelas. Praktis menarik perhatian semuanya yang ada di sana, tidak terkecuali seorang dosen yang sebelumnya sedang menjelaskan mengenai sebuah rumus kalkulus pada papan tulis. Tetapi tidak lama semua mahasiswa atau mahasiswi lainnya kembali pada papan tulis dan menghiraukan gadis tersebut. Itu adalah hal biasa bagi mereka.

"Berhenti nona Haruno!"

Dosen tersebut memanggil Sakura, gadis berambut pink yang baru saja mengacaukan kelas nya pagi ini. Memandang jengah pada gadis tersebut yang kini memang menuruti perkataannya yaitu berhenti. Namun posisi nya tetap saja salah dengan kini yang mendudukkan dirinya pada meja dosen tersebut.

"Ada apa Sasuke Sensei?"

Jahil Sakura bertanya pada dosen nya tersebut. Menggoyangkan kakinya, yang jika diperhatikan beberapa kali mengenai kaki sang dosen.

"Do you miss me?"

Sakura mendekatkan wajahnya pada Sasuke. Bisikan itu hanya mereka berdua yang mendengar. Tetapi bahkan jika orang lain mendengarnya tidak akan menjadi masalah yang berarti. Karena mereka semua telah tahu dengan pasti bagaimana sifat seorang Haruno Sakura. Gadis pembawa masalah yang entah bagaimana bisa masuk ke Universitas Konoha.

"Kau datang tepat pada waktunya Nona Haruno."

Seringai tampak jelas pada wajah tampan dosen muda tersebut. Sasuke jelas mengerti bahwa gadis di depannya ini sedang ingin bermain. Jadi tidak ada salahnya jika ia juga ikut bermain, bukankah gadis itu yang memulai terlebih dahulu permainan diantara mereka berdua.

Sedangkan kini Sakura memandang heran pada Sasuke. Berpikir mengenai hal apa ia menjadi tepat waktu. Bukankah ia telah telat selama kurang lebih satu jam mata kuliah. Kali ini ia merasa kehilangan petunjuk mengenai apa yang selanjutnya akan terjadi. Sasuke sendiri terkekeh kecil melihat bagaimana reaksi Sakura. Lalu ia bergeser dan menghadap pada semua mahasiswa.

"Baiklah semuanya. Pada kesempatan kali ini, Nona Haruno yang akan mengajar kalian mengenai rumus Integral."

Setelahnya Sasuke tanpa memandang wajah Sakura yang mulai panik, berjalan ke depan. Menuju satu meja kosong yang ia ketahui adalah milik Sakura. Hal tersebut membuat satu kelas terkejut. Mereka tahu bagaimana kurang ajarnya seorang Haruno Sakura, dan hukuman apa saja yang akan ia terima setelahnya.

Tetapi ini adalah hal baru. Apakah ini hukuman baru? Mengajar satu kelas dengan materi yang bahkan belum di ajarkan sebelumnya. Bahkan Shikamaru mahasiswa paling cerdas di kelas tidak akan mampu menjelaskan rumus tersebut detik ini, lalu bagaimana mungkin Sasuke berpikir bahwa mahasiswa paling bermasalah mampu menjelaskan nya di depan seluruh kelas. Ini mutlak hukuman untuk mempermalukan Sakura.

"Baiklah semuanya, buka buku kalkulus kalian pada halaman 46 tepat pada materi mengenai Integral."

Rasa terkejut menampar semua orang yang berada di dalam kelas. Kecuali satu orang yang kini sedang menyeringai. Bagaimana tidak, Sakura bisa tahu di mana letak halaman tepat pada materi yang akan di sampaikan. Lebih lagi karena saat ini bahkan Sakura tidak sedang memegang buku yang di maksud.

"Aku akan menjelaskan cepat saja dan mudah."

Kini semua perhatian kembali pada Sakura setelah kejutan besar. Semuanya memperhatikan Sakura yang berdiri dengan percaya diri. Bahkan suaranya tidak sedikit pun mengandung keraguan.

"Yahh Ino, apa benar itu Sakura?"

Tenten, gadis bercepol dua itu menyenggol teman yang berada di sebelahnya.

"Aku tidak yakin. Tapi wujudnya memang Sakura."

Ino membalas dengan masih terpukau akan penampilan Sakura di depan sana. Mereka adalah teman-teman Sakura. Mereka hanya tidak menyangka bahwa Sakura dapat melakukan hal seperti ini. Ini jauh dari apa yang mereka ketahui mengenai temannya.

"Kalian sudah mendapat materi mengenai limit dan turunan. Kali ini seperti kata Sasuke-sensei kita bahas mengenai integral. Mudahnya integral adalah kebalikan dari definisi turunan. Jika kalian telah mengerti turunan maka bukan hal yang sulit untuk memahami integral."

Lagi dan lagi. Penjelasan Sakura membuat satu kelas takjub bukan main. Bahkan saat ini Sakura mulai menuliskan rumus-rumus di papan tulis. Sekali lagi tanpa bantuan sebuah buku di tangannya. Ia menulis dan bahkan menjelaskan semuanya seolah itu adalah hal yang mudah baginya.

"Yah aku yakin bahwa itu bukan Sakura. Atau-atau dia telah dirasuki arwah salah satu dosen di sini. Ahhh Tenten, ku rasa aku mulai gila."

Ino belum berhenti dari rasa takjub. Begitu pula dengan Tenten atau bahkan semua yang ada di kelas. Hanya satu orang, satu orang yang dengan santai memperhatikan. Bahkan selalu tertawa kecil tiap mendengar celetukan dari mahasiswa lain akan keterkejuan mereka terhadap Sakura.
 
 
 
 
 
"Yah ada apa dengan wajah kalian semua?"

Saat ini lima orang gadis sedang bersantai di sebuah cafe. Mereka adalah Sakura dan teman-temannya. Setelah kelas usai dan tidak memiliki jadwal lain, mereka memutuskan untuk berkumpul. Dari semuanya, hanya Sakura yang terlihat santai. Empat di antaranya masih tercengang akan apa yang barusan terjadi.

"Yahh minna berhenti menatap ku seperti itu. Aku tahu aku cantik, tetapi aku menyukai laki-laki dan kalian sudah ku anggap seperti saudara ku- Auchhh."

Sakura mengaduh setelah mendapat pukulan di kepalanya oleh Ino.

"Aku juga tidak mau dengan mu Jidat!"

"Yak Pig kenapa memukul ku!"

"Aku hanya memastikan bahwa kau bukan hantu. Bagaimana bisa kau mengerti materi integral dengan sangat baik? Kau bahkan tidak pernah masuk kelas Jidat."

"Iya benar. Bahkan Shikamaru saja belum memahami materi tersebut. Seharusnya materi itu diberikan di pertemuan selanjutnya."

Kini Temari ikut menimpali. Saat di kelas, kekasihnya Shikamaru menjelaskan bahwa aneh bagi mahasiswa mengerti materi yang belum di sampaikan. Walau sebenarnya itu mungkin untuk mahasiswa yang sangat ambisius dan kutu buku. Tetapi ini adalah Sakura. Sakura yang tidak pernah masuk kelas, selalu membuat keributan sekalinya masuk ia hanya akan tidur. Nyatanya mampu menjelaskan materi integral dengan sempurna di depan kelas.

"Hahaha apanya yang aneh. Materi itu ada di buku."

Sakura masih santai menanggapi teman-temannya. Bahkan mulutnya masih asik dengan kentang goreng di hadapannya.

"Ahh itu, apa Sakura-chan sudah belajar sebelumnya?"

Kini gantian Hinata yang mengutarakan pendapatnya.

"Tidak."

Jawaban Sakura membuat Ino, Temari, Hinata dan Tenten agaknya mulai kesal. Itu tidak menjawab pertanyaan mereka, dan tidak juga memusnahkan rasa keheranan mereka. Sedangkan Sakura masih saja sibuk dengan kentang goreng yang kini tinggal setengah porsi.

"Ck kau ini menyebalkan sekali."

Ino berucap dan itu setelah itu juga akhirnya mereka menyerah. Sakura tetaplah Sakura. Manusia acuh akan sekitar, makanan nomor satu, tidak suka terkekang dan tentu saja menyebalkan seperti biasa.

"Tapi bukankah hukuman hari ini unik. Biasanya Sakura hanya akan berdiri, berlari atau bahkan membersihkan toilet. Tapi kali ini? Wah Sasuke sensei benar-benar orang yang unik."

Tenten kembali membuka pembicaraan.

"Mungkin saja toilet kampus sudah bersih semua. Sakura selalu membersihkan nya, ku rasa pihak kampus tidak perlu lagi menggaji pembersih, Sakura sudah melakukan semuanya secara gratis."

"Yak jaga mulutmu. Aku tidak akan melakukannya jika saja mereka tidak mengawasi ku."

Sakura mendengus kesal memandang Ino. Ingat kembali jika ia mendapat hukuman membersihkan toilet dan tetap di awasi agar ia tidak kabur.

"Itu karena salah mu sendiri. Mengapa kau berlarian di dalam perpustakaan dan membuat lemari perpustakaan roboh."

"Sudah ku katakan itu bukan salahku. Aku melihat ada tikus, dan lemari nya memang sudah waktunya untuk diganti."

Ke empatnya menggeleng kepala. Tahu pasti Sakura tidak akan pernah mengakui kesalahannya.

"Lalu, kenapa hari ini kau telat? Kau melewatkan 1 jam kelas dosen tertampan di UK."

Temari kini melempar pertanyaan. Karena siapapun tidak akan pernah melewatkan jam dosen satu itu. Sasuke adalah idola.

"Yah dia yang membuat ku telat."

Sakura berbisik, atau lebih tepatnya mendesis kecil.

"Apa? Katakan yang jelas Jidat."

"Tidak, itu motor ku entah kenapa mogok. Jadi aku membawanya ke bengkel terlebih dahulu."

"Kau tidak ada kapoknya. Motor itu dilarang di kampus ini, tidak heran kau selalu membersihkan toilet."

"Apa salahnya, motor itu keren."
 
"Tapi Sakura-chan itu berbahaya."

Hinata menatap Sakura khawatir. Dibanding semuanya, Hinata memang paling lembut dan perhatian.

"Tenang Hinata, aku sudah terbiasa. Tetapi sepertinya keinginan kalian akan terkabul. Motor ku rusak parah."

Dan dalam hati Sakura, ia sedang merutuki pelaku yang membuat harinya hari ini menyebalkan.






Sakura kini sedang memandang sedih pada sepeda motor kesayangannya. Motor itu kini sudah tidak mungkin lagi ia kendarai. Itu hancur, bahkan bengkel pun menyuruhnya untuk mengganti dengan yang baru lagi. Tetapi itu tidak akan sama lagi, sudah banyak yang Sakura lakukan pada motor itu. Tapi sekarang, hahhh Sakura kini hampir menyesal membawa motor ini kemari.

Grebb

Seseorang memeluk Sakura dari belakang.

"Kau tampak sedih Cherry."
 
 "Salahmu!"
 
Sakura jengkel, namun ia bersandar nyaman pada dada bidang orang tersebut.

"Itu hanya membahayakan mu. Mulai sekarang kau berangkat dengan mobil bersamaku."

"Dan membuat satu Universitas gempar, karena Sasuke sensei ternyata telah memiliki seorang istri dan istrinya adalah salah satu mahasiswa paling berulah di kampus."

Cup

Sasuke dengan gemas mencium pucuk kepala Sakura.

"Aku tidak masalah."

Sakura menghela napas jengah akan kelakuan suaminya.

"Ck katakan padaku kenapa kau menjadi dosen di kampus ku. Perusahaan mu tidak bangkrut Tuan Uchiha."

Sebenarnya ini yang membuat Sakura malas berada di kampus. Ini juga yang membuatnya selalu berulah di kampus. Berharap agar sang suami jengkel lalu keluar. Tapi Sasuke adalah Sasuke, jika Sakura itu keras kepala maka Sasuke adalah sangat amat keras kepala.

"Apa salahnya menghabiskan waktu lebih bersama istriku."

"Memberi istrimu hukuman adalah bentuk menghabiskan waktu menurutmu Tuan Uchiha?"

Sasuke mengelus perut Sakura. Momen seperti ini adalah favoritnya.

"Aku harus. Ada aturan, dan kau melanggar. Maka hukuman adalah apa yang kau dapatkan."

"Hukuman macam apa yang menyuruh mahasiswinya untuk mengajar?"

Sasuke sejenak terkekeh. Sebenarnya ia juga tidak berpikir untuk membuat Sakura mengajar di depan kelas. Tetapi ia tidak bisa membantu ketika mendengar gosip bahwa Sakura dapat masuk ke UK karena tidur dengan petinggi UK. Mereka hanya tidak tahu bahwa Sakura sebenarnya amat cerdas.

"Kau tidak suka?"

Sasuke mendekatkan bibirnya ke telinga Sakura.

"Maka mari memberimu hukuman yang akan kau sukai."

Bisik Sasuke pada Sakura. Setelahnya, ia dengan cepat menggendong Sakura. Memasuki rumah baru mereka. Dan setelahnya yahh Sasuke memberi hukuman pada Sakura.




.
Selesai....

Post a Comment

0 Comments